BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari informasi yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada Januari 2003 sampai dengan Desember 2006. Metode pengumpulan data ini berupa dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai media baik cetak maupun elektronik.
3.2 Variabel dan Indikator
Variabel yang digunakan oleh peneliti adalah:
1. Dana Pihak Ketiga
2. Modal Disetor
3. Penempatan pada Bank Indonesia
4. Penempatan pada Bank Lain
5. Pembiayaan yang diberikan
Tabel
Nilai thitung Pada Regresi Variabel
Variabel (thitung) (Ttabel)
Dana Pihak Ketiga (-1,377623) (-1,684)
Modal disetor (-2,481126) (-1,684)
Penempatan pada BI (2,673092) (1,684)
Penempatan pada bank lain (-0,184466) (-1,684)
Pembiayaan yang diberikan (1,989336) (1,684)
1. Dana Pihak Ketiga, variabel ini secara statistik tidak signifikan terhadap laba. Hal ini dapat dilihat dari nilai t tabel dengan t hitung dimana t tabel kurang dari t hitung (-1,377623 < -1,684). Artinya, Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh terhadap laba perbankan di Indonesia.
2. Modal Disetor, variabel ini secara statistik signifikan terhadap laba. Hal ini dapat dilihat dari nilai t tabel dengan t hitung. Dimana nilai t tabel labih besar dari t hitung (-2,481126 > -1,684). Variabel ini berpengaruh negatif terhadap laba perbankan di Indonesia sebesar 1,9961. Artinya apabila modal disetor bertambah 1%, maka laba perbankan akan turun sebesar 1,9961% dan sebaliknya apabila modal disetor berkurang 1% maka laba perbankan akan bertambah 1,9961%.
3. Penempatan pada Bank Indonesia secara statistic signifikan terhadap laba. Hal ini dapat dilihat dari nilai t tabel dengan t hitung. Dimana nilai t tabel lebih besar dari t hitung (2,673092 > 1,684). Variabel ini berpengaruh positif terhadap laba perbankan di Indonesia sebesar 0,7186. Artinya apabila penempatan pada Bank Indonesia meningkat 1% maka laba perbankan juga akan meningkat sebesar 0,7186%, begitu juga sebaliknya apabila penempatan pada Bank Indonesia turun 1% maka laba pada perbankan juga mengalami penurunan sebesar 0,7186%.
4. Penempatan pada bank lain secara statistik tidak signifikan terhadap laba perbankan. Hal ini dapat dilihat dari t tabel dengan t hitung, dimana nilai t tabel kurang dari t hitung (-0,184466 < -1,684). Artinya penempatan pada bank lain tidak berpengaruh terhadap laba perbankan di Indonesia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena dana yang ditempatkan pada bank lain tidak produktif atau disebabkan karena sedikitnya jumlah dana yang ditempatkan pada bank lain sehingga bagi hasil yang didapat tidak berpengaruh terhadap laba.
5. Pembiayaan yang diberikan secara statistik signifikan terhadap laba di perbankan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t tabel dengan t hitung, dimana t tabel lebih besar dari t hitung (1,989336 > 1,684). Variabel ini berpengaruh positif terhadap laba yaitu sebesar 2,8271. Artinya apabila pembiayaan yang diberikan bertambah 1% maka laba perbankan juga bertambah 2,8271% dan juga sebaliknya apabila pembiayaan yang diberikan turun 1% maka laba juga akan turun sebesar 2,8271%. Hal ini disebabkan karena dengan bertambahnya pembiayaan yang diberikan oleh bank maka bagi hasil yang diterima itu juga akan meningkat sehingga penerimaan bank juga akan meningkat dan akhirnya laba bank juga akan meningkat.
Nama: Andika Heri Noviyanto
NPM: 12209482
Kelas: 3EA12
Tampilkan postingan dengan label Metode Riset. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Metode Riset. Tampilkan semua postingan
Rabu, 23 November 2011
Senin, 31 Oktober 2011
BAB II Landasan Teori
Nama : Andika Heri Noviyanto
NPM : 12209482
Kelas : 3EA12
Matakul : Metode Riset
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Dasar
Dalam Booklet Perbankan Indonesia edisi Maret 2006 dijelaskan pengertian tentang perbankan adalah sebagai berikut :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.
Bank Konvesional adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dana, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dan persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun. (Y. Sri Susilo, 2000; 110).
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan prinsip-prinsip syariah. (Heri Sudarsono, 2003; 18)
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank Islam (Bank Syariah) adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lau lintas permbayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. (Muhammad, 2004; 1)
Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. (Y. Sri Susilo, 2000; 110)
Antonio dan Perwaatmadja membedakan bank syariah menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah islam.
Prinsip utama yang digunakan dalam kegiatan perbankan syariah adalah:
1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.
2. Melakukan kegiatan usaha perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah.
3. Memberikan zakat.
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau menggunakan unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Permono dan Darmawan, 2000; 2)
2.2. Tinjauan Riset Terdahulu
Berdasarkan hasil lokakarya yang diadakan MUI pada tahun 1990 direkomendasikan tentang perlu dibentuknya lembaga keuangan berdasarkan prinsip bagi hasil, dalam menindak lanjuti rekomendasi tersebut pada tahun 1992 didirikanlah bank Muammalat Indonesia. Bank Muammalat ini merupakan bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem bagi hasil.
Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah.
2.3. Pengembangan Hipotesis
Dalam penelitian ini, Efisiensi perbankan dengan pendekatan profit pada dasarnya adalah laba yang dipengaruhi oleh fungsi variabel input dan variabel output. Karena metode SFA merupakan fungsi log dari variabel input dan variabel output. Dalam penelitian ini output (Y) yang digunakan adalah Penempatan pada Bank Iindonesia (PBI), Penempatan pada bank lain (PBL), Pembiayaan yang dierikan (PD). Sedangkan input (X) yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Modal disetor (MDS). Dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :
a) Dana pihak ketiga berpengaruh terhadap laba.
b) Modal disetor berpengaruh terhadap laba.
c) Penempatan pada Bank Indonesia berpengaruh terhadap laba.
d) Penempatan pada bank lain berpengaruh terhadap laba.
e) Pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap laba.
Berdasarkan asumsi-asumsi diatas peneliti melakukan rumusan hipotesa sebagai berikut :
H0 = Variabel input dan variabel output tidak berpengaruh terhadap laba (π)
H1 = Variabel input dan variabel output berpengaruh terhadap laba (π)
Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran) maka penelitian ini menggunakan derajat keyakinan 95 % (α = 5 %).
NPM : 12209482
Kelas : 3EA12
Matakul : Metode Riset
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Dasar
Dalam Booklet Perbankan Indonesia edisi Maret 2006 dijelaskan pengertian tentang perbankan adalah sebagai berikut :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.
Bank Konvesional adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dana, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dan persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun. (Y. Sri Susilo, 2000; 110).
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan prinsip-prinsip syariah. (Heri Sudarsono, 2003; 18)
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank Islam (Bank Syariah) adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lau lintas permbayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. (Muhammad, 2004; 1)
Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. (Y. Sri Susilo, 2000; 110)
Antonio dan Perwaatmadja membedakan bank syariah menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah islam.
Prinsip utama yang digunakan dalam kegiatan perbankan syariah adalah:
1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.
2. Melakukan kegiatan usaha perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah.
3. Memberikan zakat.
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau menggunakan unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Permono dan Darmawan, 2000; 2)
2.2. Tinjauan Riset Terdahulu
Berdasarkan hasil lokakarya yang diadakan MUI pada tahun 1990 direkomendasikan tentang perlu dibentuknya lembaga keuangan berdasarkan prinsip bagi hasil, dalam menindak lanjuti rekomendasi tersebut pada tahun 1992 didirikanlah bank Muammalat Indonesia. Bank Muammalat ini merupakan bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem bagi hasil.
Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah.
2.3. Pengembangan Hipotesis
Dalam penelitian ini, Efisiensi perbankan dengan pendekatan profit pada dasarnya adalah laba yang dipengaruhi oleh fungsi variabel input dan variabel output. Karena metode SFA merupakan fungsi log dari variabel input dan variabel output. Dalam penelitian ini output (Y) yang digunakan adalah Penempatan pada Bank Iindonesia (PBI), Penempatan pada bank lain (PBL), Pembiayaan yang dierikan (PD). Sedangkan input (X) yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Modal disetor (MDS). Dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :
a) Dana pihak ketiga berpengaruh terhadap laba.
b) Modal disetor berpengaruh terhadap laba.
c) Penempatan pada Bank Indonesia berpengaruh terhadap laba.
d) Penempatan pada bank lain berpengaruh terhadap laba.
e) Pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap laba.
Berdasarkan asumsi-asumsi diatas peneliti melakukan rumusan hipotesa sebagai berikut :
H0 = Variabel input dan variabel output tidak berpengaruh terhadap laba (π)
H1 = Variabel input dan variabel output berpengaruh terhadap laba (π)
Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran) maka penelitian ini menggunakan derajat keyakinan 95 % (α = 5 %).
Senin, 24 Oktober 2011
ANALISA EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 1997-1998 merupakan pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut banyak lembaga-lembaga keuangan, termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor usaha produksi. Sebagai akibatnya, kualitas aset perbankan turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga pasar. Rendahnya kemampuan daya saing usaha sektor produksi telah menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menganalisa :
1. Apakah Dana Pihak Ketiga, Modal disetor, Penempatan pada Bank Indonesia, Penempatan pada bank lain, dan pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini ?
2. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi tersebut ?
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah tersebut adalah :
1) Penelitian ini hanya dilakukan pada Bank Syariah di Indonesia (tidak termasuk BPRS).
2) Penelitian hanya dilakukan mulai bulan Januari 2003 sampai dengan Desmber 2006.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengukur tingkat efisiensi pada Perbankan Syariah di Indonesia.
Nama : Andika Heri Noviyanto
NPM : 3EA12
Kelas : 12209482
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 1997-1998 merupakan pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut banyak lembaga-lembaga keuangan, termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor usaha produksi. Sebagai akibatnya, kualitas aset perbankan turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga pasar. Rendahnya kemampuan daya saing usaha sektor produksi telah menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menganalisa :
1. Apakah Dana Pihak Ketiga, Modal disetor, Penempatan pada Bank Indonesia, Penempatan pada bank lain, dan pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini ?
2. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi tersebut ?
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah tersebut adalah :
1) Penelitian ini hanya dilakukan pada Bank Syariah di Indonesia (tidak termasuk BPRS).
2) Penelitian hanya dilakukan mulai bulan Januari 2003 sampai dengan Desmber 2006.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengukur tingkat efisiensi pada Perbankan Syariah di Indonesia.
Nama : Andika Heri Noviyanto
NPM : 3EA12
Kelas : 12209482
Minggu, 09 Oktober 2011
Tugas METODE RISET
Analisis Jurnal 1
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Elastisitas Produk Perbankan Terhadap Perubahan Tingkat Suku Bunga di Indonesia, Aris Budi Setyawan, 2007.
2) Tema:
Perbankan di Indonesia.
3) Latar Belakang Masalah:
Dalam perekonomian Indonesia, variabel suku bunga memiliki peran penting. Sebagai contoh, bagi sektor riil, tingginya suku bunga akan mengurangi minat mendapatkan dana dari perbankan dan meningkatnya biaya modal, karena bunga kredit yang harus dibayar akan terus meningkat. Apabila ini terjadi tentunya akan mengganggu aktivitas produksi sektor riil yang pada gilirannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara nasional.
- Fenomena:
Tidak semua skema kredit dan dana pihak ketiga member respon perubahan yang sama terhadap perubahan suku bunga yang terjadi, sehingga dampak yang harus dihadapi setiap bank juga berbeda. Dengan kata lain, seberapa besar dan bagaimana elastisitas perubahan nilai kredit dan dana pihak ketiga terhadap perubahan harga (suku bunga) nya? Sehingga setiap bank dapat mengambil kebijakan pendanaan yang tepat, agar secara keseluruhan, bank dapat menjalankan manajemen dana yang menguntungkan, bagi bank dan bagi masyarakat.
- Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Seperti telah diketahui, menurut teori klasik tentang suku bunga, baik tabungan maupun investasi merupakan fungsi dari suku bunga (Nopirin, 1992). Oleh karena itu, perubahan suku bunga akan diikuti dengan perubahan nilai tabungan dan juga investasi, meskipun dengan kepekaan perubahan yang berbeda.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui perubahan tingkat suku bunga yang terjadi pada perbankan di Indonesia
4) Masalah:
Apakah pengaruh dari perubahan tingkat suku bunga di Indonesia?
5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui apakah perubahan tingkat suku bunga sangat berpengaruh penting bagi perbankan
6)METODE PENELITIAN
> Data Sekunder
7) Hipotesis:
Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum baik Giro, Tabungan dan Deposito tidak terlalu peka atau inelastic terhadap perubahan suku bunga (SBI)
8) Hasil dan Analisis:
Pada dasarnya pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia menyadari bahwa suku bunga yang ditetapkannya akan berdampak pada nilai produk dan aktivitas perbankan dan juga sektor riil. Oleh karena itu BI selalu menetapkan tingkat bunga yang paling kondusif bagi iklim usaha, baik bagi sektor perbankan maupun bagi sektor riil, agar kedua sektor tersebut dapat beroperasi dengan optimal dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian nasional.
9) Rekomendasi dan Implikasi:
Dengan berbagai kebijakan moneter BI pasca krisis, tingkat suku bunga di Indonesia berangsur turun dan stabil pada kisaran 8% sampai dengan 10%. Hal ini tentunya memberikan angin segar dan harapan bagi sektor perbankan dan terutama sektor riil untuk kembali bangkit dan mengembangkan aktivitas produksinya.
ANALISIS JURNAL 2
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya, Masodah, 2007.
2) Tema:
Perbankan di Indonesia.
3) Latar Belakang Masalah:
Perataan laba merupakan proses meratakan laba yang dilaporkan, disekitar tingkat laba yang dianggap normal bagi sebuah perusahaan. Praktik perataan laba bertujuan mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan, karena laba yang relatif stabil lebih disukai oleh investor.
- Fenomena:
Perataan laba dapatdipandang sebagai upaya yang secara sengaja dimaksudkan untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat yang diinginkan.
- Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Sebuah informasi yang disampaikan dalam pelaporan keuangan harus memiliki kebermanfaatan keputusan, hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan laporan keuangan. Selain itu pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan oleh Statement of Financial Concepts (SFAC) No 1, bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana praktik perataan laba disektor industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
4) Masalah:
1. Apakah praktik perataan laba dilakukan oleh industri sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi praktik perataan laba oleh industri sektor perbankan?
5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana praktik perataan laba disektor industri perbankan dan apakah benar terjadi praktik perataan laba didalamnya.
6) METODE PENELITIAN
Terdapat dua tahapan yang ditempuh yaitu tahap pengambilan sampel sampai dengan pemeriksaan ada tidaknya praktik perataan laba tersebut. Tahap kedua pengujian hipotesa, yaitu menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba.
7) Hipotesis:
Sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya secara empiris telah melakukan praktik perataan laba, hal ini terbukti melalui indeks eckel yang menunjukkan nilai berkisar antara 0 sampai dengan 1. Sedangkan variabel yang signifikan mempengaruhi praktik perataan laba untuk sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah variabel ratio debt to equity.
8) Hasil dan Analisis:
Jumlah perusahaan yang memenuhi criteria sampel adalah 27 perusahaan. Melalui pemeriksaan laporan laba dengan menggunakan indeks eckels terbukti 19 perusahaan pernah melakukan praktik perataan laba, dengan jumlah sampel sebanyak 114 sampel. Rata-rata indeks perataan laba disektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah 0.55, dengan nilai minimum 0.06 dan maksimum 0.94
9) Rekomendasi dan Implikasi:
Salah satu informasi yang disampaikan perusahaan kepada investor diantaranya adalah laporan keuangan, sehingga hal ini mengundang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadi, seperti mempertahankan jabatan. Kebutuhan yang dirasakan manajemen untuk menetralisir ketidakpastian lingkungan dan mengurangi fluktuasi yang besar dalam kinerja operasi perusahaan karena silih bergantinya kejadian baik dan buruk.
ANALISIS JURNAL 3
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Analisa Perbankan Syariah di Indonesia, Suswadi, 2007
2) Tema:
Perbankan di Indonesia.
3) Latar Belakang Masalah:
Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor usaha produksi. Rendahnya kemampuan daya saing usaha sektor produksi telah menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.
- Fenomena:
1. Terciptanya prinsip syariah dalam operasional perbankan.
2. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien.
3. Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat luas.
-Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang cukup popular, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja perbankan syariah di Indonesia.
4) Masalah:
1. Apakah dana pihak ketiga, modal disetor, penempatan pada bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini?
2. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi tersebut?
5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia.
6) METODE PENELITIAN
- Data: Data yang dibuat oleh si pengarang adalah data sekunder, karena data tersebut diperoleh dari informasi yang dipublikasikan
- Dalam penelitian ini digunakan perhitungan efisiensi bank syariah dari sisi profit dengan menggunakan metode pendekatan alternative profit efficiency
sedangkan untuk perhitungannya menggunakan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) yang mengihitung deviasi dari fungsi profit yang diestimasi terlebih dahulu dengan profit frontiernya.
7) Hipotesis:
Efisiensi perbankan dengan pendekatan profit pada dasarnya adalah laba yang dipengaruhi oleh fungsi variabel input dan variabel output, karena metode SFA merupakan fungsi log dari variabel input dan variabel output. Dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a) Dana pihak ketiga berpengaruh terhadap laba
b) Modal disetor berpengaruh terhadap laba
c) Penempatan pada BI berpengaruh terhadap laba
d) Penempatan pada bank lain berpengaruh terhadap laba
e) Pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap laba
8) Hasil dan Analisis:
Dengan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) untuk menghitung tingkat efisiensi pada perbankan syariah di Indonesia, profit dari bank syariah dimodelkan untuk terdeviasi dari profit efficient frontier-nya akibat adanya random noise dan inefisiensi. Efisiensi bank syariah didasarkan pada kemampuan pada bank syariah menghasilkan profit (laba) dri input dan output yang digunakan, sehingga istilah laba atau efisiensi disini memiliki makna yang sama.
9) Rekomendasi dan Implikasi:
Dana pihak ketiga dan modal disetor hendaknya dapat dikendalikan, karena dana pihak ketiga dan modal disetor dalam perbankan syariah selama ini memberikan dampak negatif terhadap laba yang diperoleh. Untuk mendapatkan laba yang maksimal, perbankan syariah di Indonesia seharusnya lebih meningkatkan pembiayaan yang diberikan karena pembiayaan ini berpengaruh besar terhadap laba yang diperoleh perbankan syariah selama ini.
NAMA : Andika Heri Noviyanto
NPM : 12209482
KELAS : 3EA12
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Elastisitas Produk Perbankan Terhadap Perubahan Tingkat Suku Bunga di Indonesia, Aris Budi Setyawan, 2007.
2) Tema:
Perbankan di Indonesia.
3) Latar Belakang Masalah:
Dalam perekonomian Indonesia, variabel suku bunga memiliki peran penting. Sebagai contoh, bagi sektor riil, tingginya suku bunga akan mengurangi minat mendapatkan dana dari perbankan dan meningkatnya biaya modal, karena bunga kredit yang harus dibayar akan terus meningkat. Apabila ini terjadi tentunya akan mengganggu aktivitas produksi sektor riil yang pada gilirannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara nasional.
- Fenomena:
Tidak semua skema kredit dan dana pihak ketiga member respon perubahan yang sama terhadap perubahan suku bunga yang terjadi, sehingga dampak yang harus dihadapi setiap bank juga berbeda. Dengan kata lain, seberapa besar dan bagaimana elastisitas perubahan nilai kredit dan dana pihak ketiga terhadap perubahan harga (suku bunga) nya? Sehingga setiap bank dapat mengambil kebijakan pendanaan yang tepat, agar secara keseluruhan, bank dapat menjalankan manajemen dana yang menguntungkan, bagi bank dan bagi masyarakat.
- Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Seperti telah diketahui, menurut teori klasik tentang suku bunga, baik tabungan maupun investasi merupakan fungsi dari suku bunga (Nopirin, 1992). Oleh karena itu, perubahan suku bunga akan diikuti dengan perubahan nilai tabungan dan juga investasi, meskipun dengan kepekaan perubahan yang berbeda.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui perubahan tingkat suku bunga yang terjadi pada perbankan di Indonesia
4) Masalah:
Apakah pengaruh dari perubahan tingkat suku bunga di Indonesia?
5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui apakah perubahan tingkat suku bunga sangat berpengaruh penting bagi perbankan
6)METODE PENELITIAN
> Data Sekunder
7) Hipotesis:
Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum baik Giro, Tabungan dan Deposito tidak terlalu peka atau inelastic terhadap perubahan suku bunga (SBI)
8) Hasil dan Analisis:
Pada dasarnya pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia menyadari bahwa suku bunga yang ditetapkannya akan berdampak pada nilai produk dan aktivitas perbankan dan juga sektor riil. Oleh karena itu BI selalu menetapkan tingkat bunga yang paling kondusif bagi iklim usaha, baik bagi sektor perbankan maupun bagi sektor riil, agar kedua sektor tersebut dapat beroperasi dengan optimal dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian nasional.
9) Rekomendasi dan Implikasi:
Dengan berbagai kebijakan moneter BI pasca krisis, tingkat suku bunga di Indonesia berangsur turun dan stabil pada kisaran 8% sampai dengan 10%. Hal ini tentunya memberikan angin segar dan harapan bagi sektor perbankan dan terutama sektor riil untuk kembali bangkit dan mengembangkan aktivitas produksinya.
ANALISIS JURNAL 2
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya, Masodah, 2007.
2) Tema:
Perbankan di Indonesia.
3) Latar Belakang Masalah:
Perataan laba merupakan proses meratakan laba yang dilaporkan, disekitar tingkat laba yang dianggap normal bagi sebuah perusahaan. Praktik perataan laba bertujuan mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan, karena laba yang relatif stabil lebih disukai oleh investor.
- Fenomena:
Perataan laba dapatdipandang sebagai upaya yang secara sengaja dimaksudkan untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat yang diinginkan.
- Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Sebuah informasi yang disampaikan dalam pelaporan keuangan harus memiliki kebermanfaatan keputusan, hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan laporan keuangan. Selain itu pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan oleh Statement of Financial Concepts (SFAC) No 1, bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana praktik perataan laba disektor industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
4) Masalah:
1. Apakah praktik perataan laba dilakukan oleh industri sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi praktik perataan laba oleh industri sektor perbankan?
5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana praktik perataan laba disektor industri perbankan dan apakah benar terjadi praktik perataan laba didalamnya.
6) METODE PENELITIAN
Terdapat dua tahapan yang ditempuh yaitu tahap pengambilan sampel sampai dengan pemeriksaan ada tidaknya praktik perataan laba tersebut. Tahap kedua pengujian hipotesa, yaitu menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba.
7) Hipotesis:
Sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya secara empiris telah melakukan praktik perataan laba, hal ini terbukti melalui indeks eckel yang menunjukkan nilai berkisar antara 0 sampai dengan 1. Sedangkan variabel yang signifikan mempengaruhi praktik perataan laba untuk sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah variabel ratio debt to equity.
8) Hasil dan Analisis:
Jumlah perusahaan yang memenuhi criteria sampel adalah 27 perusahaan. Melalui pemeriksaan laporan laba dengan menggunakan indeks eckels terbukti 19 perusahaan pernah melakukan praktik perataan laba, dengan jumlah sampel sebanyak 114 sampel. Rata-rata indeks perataan laba disektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah 0.55, dengan nilai minimum 0.06 dan maksimum 0.94
9) Rekomendasi dan Implikasi:
Salah satu informasi yang disampaikan perusahaan kepada investor diantaranya adalah laporan keuangan, sehingga hal ini mengundang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadi, seperti mempertahankan jabatan. Kebutuhan yang dirasakan manajemen untuk menetralisir ketidakpastian lingkungan dan mengurangi fluktuasi yang besar dalam kinerja operasi perusahaan karena silih bergantinya kejadian baik dan buruk.
ANALISIS JURNAL 3
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Analisa Perbankan Syariah di Indonesia, Suswadi, 2007
2) Tema:
Perbankan di Indonesia.
3) Latar Belakang Masalah:
Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor usaha produksi. Rendahnya kemampuan daya saing usaha sektor produksi telah menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.
- Fenomena:
1. Terciptanya prinsip syariah dalam operasional perbankan.
2. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien.
3. Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat luas.
-Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang cukup popular, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja perbankan syariah di Indonesia.
4) Masalah:
1. Apakah dana pihak ketiga, modal disetor, penempatan pada bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini?
2. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi tersebut?
5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia.
6) METODE PENELITIAN
- Data: Data yang dibuat oleh si pengarang adalah data sekunder, karena data tersebut diperoleh dari informasi yang dipublikasikan
- Dalam penelitian ini digunakan perhitungan efisiensi bank syariah dari sisi profit dengan menggunakan metode pendekatan alternative profit efficiency
sedangkan untuk perhitungannya menggunakan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) yang mengihitung deviasi dari fungsi profit yang diestimasi terlebih dahulu dengan profit frontiernya.
7) Hipotesis:
Efisiensi perbankan dengan pendekatan profit pada dasarnya adalah laba yang dipengaruhi oleh fungsi variabel input dan variabel output, karena metode SFA merupakan fungsi log dari variabel input dan variabel output. Dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a) Dana pihak ketiga berpengaruh terhadap laba
b) Modal disetor berpengaruh terhadap laba
c) Penempatan pada BI berpengaruh terhadap laba
d) Penempatan pada bank lain berpengaruh terhadap laba
e) Pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap laba
8) Hasil dan Analisis:
Dengan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) untuk menghitung tingkat efisiensi pada perbankan syariah di Indonesia, profit dari bank syariah dimodelkan untuk terdeviasi dari profit efficient frontier-nya akibat adanya random noise dan inefisiensi. Efisiensi bank syariah didasarkan pada kemampuan pada bank syariah menghasilkan profit (laba) dri input dan output yang digunakan, sehingga istilah laba atau efisiensi disini memiliki makna yang sama.
9) Rekomendasi dan Implikasi:
Dana pihak ketiga dan modal disetor hendaknya dapat dikendalikan, karena dana pihak ketiga dan modal disetor dalam perbankan syariah selama ini memberikan dampak negatif terhadap laba yang diperoleh. Untuk mendapatkan laba yang maksimal, perbankan syariah di Indonesia seharusnya lebih meningkatkan pembiayaan yang diberikan karena pembiayaan ini berpengaruh besar terhadap laba yang diperoleh perbankan syariah selama ini.
NAMA : Andika Heri Noviyanto
NPM : 12209482
KELAS : 3EA12
Jumat, 23 September 2011
Tugas Analisis Jurnal "Metode Riset"
1) Judul, Nama Pengarang, Tahun:
Pengaruh Kualitas Teknik, Kualitas Funsional, dan Aktivitas Pemasaran Tradisional Terhadap Citra Perusahaan Telekomunikasi di Kantor Daerah, Kartawan, 2003.
2) Tema:
Kualitas Pelayanan Terhadap Citra Perusahaan Komunikasi.
3) Latar Belakang Masalah:
Citra yang kurang baik akan menyebabkan konsumen tidak loyal dan pindah ke kompetitor lain. Oleh sebab itu perusahaan tersebut harus berusaha membenahi diri agar tetap memenangkan persaingan dengan memberikan pelayanan yang terbaik dan mendapatkan citra baik perusahaan dimata konsumen.
- FENOMENA:
Dalam upaya meningkatkan citra perusahaan, perlu dilakukan peningkatan terutama dalam dimensi kecepatan dan ketepatan, komunikasi petugas dan kemudahan untuk dihubungi.
Didalam pemasaran suatu organisasi, faktor citra merupakan sesuatu yang sangat penting, karena citra akan mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi pembelian, bahkan suatu barang atau jasa yang kurang baik, kelemahannya akan tertutupi jika organisasi atau perusahaan yang menghasilkannya mempunyai citra yang positif.
- PENELITIAN SEBELUMNYA:
Kualitas sebagai suatu bentuk sikap, berhubungan namun tidak sama dengan kepuasan. Namun kualitas pelayanan dan kepuasan dibentuk dari hal yang berbeda. Lalu disebutkan bahwa pengertian yang paling umum dari perbedaan kualitas pelayanan dan kepuasan adalah bahwa kualitas pelayanan merupakan satu bentuk sikap, penilaian dilakukan dalam waktu lama, sementara kepuasan merupakan ukuran dari transaksi yang spesifik.
- MOTIVASI PENELITIAN:
Meningkatkan kualitas pelayanan, perusahaan harus mempertimbangkan selain untuk menjadikan citra perusahaannya menjadi lebih baik ia juga harus bisa memberikan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya.
4) Masalah:
- Citra perusahaan telekomunikasi kantor daerah dihadapan para pelanggan belum sepenuhnya diketahui.
- Pengaruh kualitas teknikal, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional terhadap citra perusahaan telekomunikasi kantor daerah belum secara jelas diketahui.
5) Tujuan Penelitian:
- Mengukur dan menganalisis persepsi konsumen tentang citra perusahaan telekomunikasi disetiap daerah.
- Mengukur pengaruh dari kualitas teknikal, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional terhadap citra perusahaan telekomunikasi disetiap daerah.
Nama : Andika Heri Noviyanto
NPM : 12209482
Kelas : 3EA12
Mata kuliah: Metode Riset
Pengaruh Kualitas Teknik, Kualitas Funsional, dan Aktivitas Pemasaran Tradisional Terhadap Citra Perusahaan Telekomunikasi di Kantor Daerah, Kartawan, 2003.
2) Tema:
Kualitas Pelayanan Terhadap Citra Perusahaan Komunikasi.
3) Latar Belakang Masalah:
Citra yang kurang baik akan menyebabkan konsumen tidak loyal dan pindah ke kompetitor lain. Oleh sebab itu perusahaan tersebut harus berusaha membenahi diri agar tetap memenangkan persaingan dengan memberikan pelayanan yang terbaik dan mendapatkan citra baik perusahaan dimata konsumen.
- FENOMENA:
Dalam upaya meningkatkan citra perusahaan, perlu dilakukan peningkatan terutama dalam dimensi kecepatan dan ketepatan, komunikasi petugas dan kemudahan untuk dihubungi.
Didalam pemasaran suatu organisasi, faktor citra merupakan sesuatu yang sangat penting, karena citra akan mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi pembelian, bahkan suatu barang atau jasa yang kurang baik, kelemahannya akan tertutupi jika organisasi atau perusahaan yang menghasilkannya mempunyai citra yang positif.
- PENELITIAN SEBELUMNYA:
Kualitas sebagai suatu bentuk sikap, berhubungan namun tidak sama dengan kepuasan. Namun kualitas pelayanan dan kepuasan dibentuk dari hal yang berbeda. Lalu disebutkan bahwa pengertian yang paling umum dari perbedaan kualitas pelayanan dan kepuasan adalah bahwa kualitas pelayanan merupakan satu bentuk sikap, penilaian dilakukan dalam waktu lama, sementara kepuasan merupakan ukuran dari transaksi yang spesifik.
- MOTIVASI PENELITIAN:
Meningkatkan kualitas pelayanan, perusahaan harus mempertimbangkan selain untuk menjadikan citra perusahaannya menjadi lebih baik ia juga harus bisa memberikan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya.
4) Masalah:
- Citra perusahaan telekomunikasi kantor daerah dihadapan para pelanggan belum sepenuhnya diketahui.
- Pengaruh kualitas teknikal, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional terhadap citra perusahaan telekomunikasi kantor daerah belum secara jelas diketahui.
5) Tujuan Penelitian:
- Mengukur dan menganalisis persepsi konsumen tentang citra perusahaan telekomunikasi disetiap daerah.
- Mengukur pengaruh dari kualitas teknikal, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional terhadap citra perusahaan telekomunikasi disetiap daerah.
Nama : Andika Heri Noviyanto
NPM : 12209482
Kelas : 3EA12
Mata kuliah: Metode Riset
Langganan:
Postingan (Atom)