Analisis Jurnal 1
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Elastisitas Produk Perbankan Terhadap Perubahan Tingkat Suku Bunga di Indonesia, Aris Budi Setyawan, 2007.
2) Tema:
Perbankan di Indonesia.
3) Latar Belakang Masalah:
Dalam perekonomian Indonesia, variabel suku bunga memiliki peran penting. Sebagai contoh, bagi sektor riil, tingginya suku bunga akan mengurangi minat mendapatkan dana dari perbankan dan meningkatnya biaya modal, karena bunga kredit yang harus dibayar akan terus meningkat. Apabila ini terjadi tentunya akan mengganggu aktivitas produksi sektor riil yang pada gilirannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara nasional.
- Fenomena:
Tidak semua skema kredit dan dana pihak ketiga member respon perubahan yang sama terhadap perubahan suku bunga yang terjadi, sehingga dampak yang harus dihadapi setiap bank juga berbeda. Dengan kata lain, seberapa besar dan bagaimana elastisitas perubahan nilai kredit dan dana pihak ketiga terhadap perubahan harga (suku bunga) nya? Sehingga setiap bank dapat mengambil kebijakan pendanaan yang tepat, agar secara keseluruhan, bank dapat menjalankan manajemen dana yang menguntungkan, bagi bank dan bagi masyarakat.
- Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Seperti telah diketahui, menurut teori klasik tentang suku bunga, baik tabungan maupun investasi merupakan fungsi dari suku bunga (Nopirin, 1992). Oleh karena itu, perubahan suku bunga akan diikuti dengan perubahan nilai tabungan dan juga investasi, meskipun dengan kepekaan perubahan yang berbeda.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui perubahan tingkat suku bunga yang terjadi pada perbankan di Indonesia
4) Masalah:
Apakah pengaruh dari perubahan tingkat suku bunga di Indonesia?
5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui apakah perubahan tingkat suku bunga sangat berpengaruh penting bagi perbankan
6)METODE PENELITIAN
> Data Sekunder
7) Hipotesis:
Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum baik Giro, Tabungan dan Deposito tidak terlalu peka atau inelastic terhadap perubahan suku bunga (SBI)
8) Hasil dan Analisis:
Pada dasarnya pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia menyadari bahwa suku bunga yang ditetapkannya akan berdampak pada nilai produk dan aktivitas perbankan dan juga sektor riil. Oleh karena itu BI selalu menetapkan tingkat bunga yang paling kondusif bagi iklim usaha, baik bagi sektor perbankan maupun bagi sektor riil, agar kedua sektor tersebut dapat beroperasi dengan optimal dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian nasional.
9) Rekomendasi dan Implikasi:
Dengan berbagai kebijakan moneter BI pasca krisis, tingkat suku bunga di Indonesia berangsur turun dan stabil pada kisaran 8% sampai dengan 10%. Hal ini tentunya memberikan angin segar dan harapan bagi sektor perbankan dan terutama sektor riil untuk kembali bangkit dan mengembangkan aktivitas produksinya.
ANALISIS JURNAL 2
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya, Masodah, 2007.
2) Tema:
Perbankan di Indonesia.
3) Latar Belakang Masalah:
Perataan laba merupakan proses meratakan laba yang dilaporkan, disekitar tingkat laba yang dianggap normal bagi sebuah perusahaan. Praktik perataan laba bertujuan mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan, karena laba yang relatif stabil lebih disukai oleh investor.
- Fenomena:
Perataan laba dapatdipandang sebagai upaya yang secara sengaja dimaksudkan untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat yang diinginkan.
- Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Sebuah informasi yang disampaikan dalam pelaporan keuangan harus memiliki kebermanfaatan keputusan, hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan laporan keuangan. Selain itu pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan oleh Statement of Financial Concepts (SFAC) No 1, bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana praktik perataan laba disektor industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
4) Masalah:
1. Apakah praktik perataan laba dilakukan oleh industri sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi praktik perataan laba oleh industri sektor perbankan?
5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana praktik perataan laba disektor industri perbankan dan apakah benar terjadi praktik perataan laba didalamnya.
6) METODE PENELITIAN
Terdapat dua tahapan yang ditempuh yaitu tahap pengambilan sampel sampai dengan pemeriksaan ada tidaknya praktik perataan laba tersebut. Tahap kedua pengujian hipotesa, yaitu menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba.
7) Hipotesis:
Sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya secara empiris telah melakukan praktik perataan laba, hal ini terbukti melalui indeks eckel yang menunjukkan nilai berkisar antara 0 sampai dengan 1. Sedangkan variabel yang signifikan mempengaruhi praktik perataan laba untuk sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah variabel ratio debt to equity.
8) Hasil dan Analisis:
Jumlah perusahaan yang memenuhi criteria sampel adalah 27 perusahaan. Melalui pemeriksaan laporan laba dengan menggunakan indeks eckels terbukti 19 perusahaan pernah melakukan praktik perataan laba, dengan jumlah sampel sebanyak 114 sampel. Rata-rata indeks perataan laba disektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah 0.55, dengan nilai minimum 0.06 dan maksimum 0.94
9) Rekomendasi dan Implikasi:
Salah satu informasi yang disampaikan perusahaan kepada investor diantaranya adalah laporan keuangan, sehingga hal ini mengundang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadi, seperti mempertahankan jabatan. Kebutuhan yang dirasakan manajemen untuk menetralisir ketidakpastian lingkungan dan mengurangi fluktuasi yang besar dalam kinerja operasi perusahaan karena silih bergantinya kejadian baik dan buruk.
ANALISIS JURNAL 3
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Analisa Perbankan Syariah di Indonesia, Suswadi, 2007
2) Tema:
Perbankan di Indonesia.
3) Latar Belakang Masalah:
Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor usaha produksi. Rendahnya kemampuan daya saing usaha sektor produksi telah menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.
- Fenomena:
1. Terciptanya prinsip syariah dalam operasional perbankan.
2. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien.
3. Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat luas.
-Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang cukup popular, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja perbankan syariah di Indonesia.
4) Masalah:
1. Apakah dana pihak ketiga, modal disetor, penempatan pada bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini?
2. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi tersebut?
5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia.
6) METODE PENELITIAN
- Data: Data yang dibuat oleh si pengarang adalah data sekunder, karena data tersebut diperoleh dari informasi yang dipublikasikan
- Dalam penelitian ini digunakan perhitungan efisiensi bank syariah dari sisi profit dengan menggunakan metode pendekatan alternative profit efficiency
sedangkan untuk perhitungannya menggunakan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) yang mengihitung deviasi dari fungsi profit yang diestimasi terlebih dahulu dengan profit frontiernya.
7) Hipotesis:
Efisiensi perbankan dengan pendekatan profit pada dasarnya adalah laba yang dipengaruhi oleh fungsi variabel input dan variabel output, karena metode SFA merupakan fungsi log dari variabel input dan variabel output. Dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a) Dana pihak ketiga berpengaruh terhadap laba
b) Modal disetor berpengaruh terhadap laba
c) Penempatan pada BI berpengaruh terhadap laba
d) Penempatan pada bank lain berpengaruh terhadap laba
e) Pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap laba
8) Hasil dan Analisis:
Dengan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) untuk menghitung tingkat efisiensi pada perbankan syariah di Indonesia, profit dari bank syariah dimodelkan untuk terdeviasi dari profit efficient frontier-nya akibat adanya random noise dan inefisiensi. Efisiensi bank syariah didasarkan pada kemampuan pada bank syariah menghasilkan profit (laba) dri input dan output yang digunakan, sehingga istilah laba atau efisiensi disini memiliki makna yang sama.
9) Rekomendasi dan Implikasi:
Dana pihak ketiga dan modal disetor hendaknya dapat dikendalikan, karena dana pihak ketiga dan modal disetor dalam perbankan syariah selama ini memberikan dampak negatif terhadap laba yang diperoleh. Untuk mendapatkan laba yang maksimal, perbankan syariah di Indonesia seharusnya lebih meningkatkan pembiayaan yang diberikan karena pembiayaan ini berpengaruh besar terhadap laba yang diperoleh perbankan syariah selama ini.
NAMA : Andika Heri Noviyanto
NPM : 12209482
KELAS : 3EA12