Senin, 31 Oktober 2011

BAB II Landasan Teori

Nama : Andika Heri Noviyanto
NPM : 12209482
Kelas : 3EA12
Matakul : Metode Riset

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Teori Dasar
Dalam Booklet Perbankan Indonesia edisi Maret 2006 dijelaskan pengertian tentang perbankan adalah sebagai berikut :

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.

Bank Konvesional adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dana, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dan persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun. (Y. Sri Susilo, 2000; 110).

Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan prinsip-prinsip syariah. (Heri Sudarsono, 2003; 18)

Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank Islam (Bank Syariah) adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lau lintas permbayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. (Muhammad, 2004; 1)
Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. (Y. Sri Susilo, 2000; 110)

Antonio dan Perwaatmadja membedakan bank syariah menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah islam.

Prinsip utama yang digunakan dalam kegiatan perbankan syariah adalah:

1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.

2. Melakukan kegiatan usaha perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah.

3. Memberikan zakat.

Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau menggunakan unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Permono dan Darmawan, 2000; 2)


2.2. Tinjauan Riset Terdahulu
Berdasarkan hasil lokakarya yang diadakan MUI pada tahun 1990 direkomendasikan tentang perlu dibentuknya lembaga keuangan berdasarkan prinsip bagi hasil, dalam menindak lanjuti rekomendasi tersebut pada tahun 1992 didirikanlah bank Muammalat Indonesia. Bank Muammalat ini merupakan bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem bagi hasil.

Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah.


2.3. Pengembangan Hipotesis
Dalam penelitian ini, Efisiensi perbankan dengan pendekatan profit pada dasarnya adalah laba yang dipengaruhi oleh fungsi variabel input dan variabel output. Karena metode SFA merupakan fungsi log dari variabel input dan variabel output. Dalam penelitian ini output (Y) yang digunakan adalah Penempatan pada Bank Iindonesia (PBI), Penempatan pada bank lain (PBL), Pembiayaan yang dierikan (PD). Sedangkan input (X) yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Modal disetor (MDS). Dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :

a) Dana pihak ketiga berpengaruh terhadap laba.
b) Modal disetor berpengaruh terhadap laba.
c) Penempatan pada Bank Indonesia berpengaruh terhadap laba.
d) Penempatan pada bank lain berpengaruh terhadap laba.
e) Pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap laba.

Berdasarkan asumsi-asumsi diatas peneliti melakukan rumusan hipotesa sebagai berikut :

H0 = Variabel input dan variabel output tidak berpengaruh terhadap laba (π)
H1 = Variabel input dan variabel output berpengaruh terhadap laba (π)

Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran) maka penelitian ini menggunakan derajat keyakinan 95 % (α = 5 %).

Senin, 24 Oktober 2011

ANALISA EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 1997-1998 merupakan pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut banyak lembaga-lembaga keuangan, termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor usaha produksi. Sebagai akibatnya, kualitas aset perbankan turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga pasar. Rendahnya kemampuan daya saing usaha sektor produksi telah menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menganalisa :
1. Apakah Dana Pihak Ketiga, Modal disetor, Penempatan pada Bank Indonesia, Penempatan pada bank lain, dan pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini ?

2. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi tersebut ?


1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah tersebut adalah :

1) Penelitian ini hanya dilakukan pada Bank Syariah di Indonesia (tidak termasuk BPRS).

2) Penelitian hanya dilakukan mulai bulan Januari 2003 sampai dengan Desmber 2006.


1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengukur tingkat efisiensi pada Perbankan Syariah di Indonesia.


Nama : Andika Heri Noviyanto
NPM : 3EA12
Kelas : 12209482

Kamis, 13 Oktober 2011

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN
Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul dipasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting didalam bisnis dan pemasaran, walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau bahkan menciptakan produk baru (product diversification), tetapi didasarkan atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen. Peranan segmentasi dalam marketing:
1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita
2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita dipasar.
3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.
4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.
Definisi segmentasi pasar
a. Swastha dan Handoko (1997)
Mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi-bagi yang bersifat heterogen kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen.
b. Swastha dan Handoko (1987)
Yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen-segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
c. Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254)
Pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap pembeli dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial sendiri.
Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride dan Ferrel (1995)
Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar kedalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
Dilain pihak Pride dan Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok-kelompok pasar yang terdiri dari orang-orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang sama.
BAB II ISI
A. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan luas, kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar. Mengingat luasnya pasar, maka kegiatan segmentasi pasar harus dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
- Pasar lebih mudah dibedakan
Setiap produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, agar produk tersebut dapat diterima tentunya haruslah sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh perusahaan secara terus menerus.
- Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik
Dalam memenuhi kebutuhannya konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu kualitas barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang sangat dominan adalah perihal pelayanan, banyak konsumen lari ketempat lain karena masalah pelayanan.
- Strategi pemasaran menjadi lebih mengarah
Mengingat luas dan beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk melayani semua konsumen yang sangat heterogen tersebut. Maka dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang meliputi perencanaan produk, harga, distribusi dan promosinya sehingga menjadi lebih tajam.

- Mendesain produk
Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar karena hanya dengan memahami segmen-segmen yang responsif terhadap suatu stimuli maka pemasar dapat mendisain produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen ini.
- Menganalisis pasar
Segmentasi pasar membantu pihak manajemen mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti pasar produknya. Para pesaing itu memiliki kemampuan untuk memberikan alternatif pilihan produk bagi konsumen dan tidak sekedar menghasilkan produk yang sama.
- Menemukan ceruk peluang (nieche)
Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai pasar dengan baik akan sampai pada ide untuk menemukan peluang, peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar.
- Menguasai posisi yang superior dan kompetitif
Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul konsumennya. Mereka mempelajari pergeseran-pergeseran yang terjadi didalam segmennya.
- Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Komunikasi dengan konsumen akan lebih efektif jika perusahaan tahu persis siapa segmennya termasuk warna favoritnya, jenis musik kesukaan, kegiatan sehari-hari dan pendapatnya pribadi tentang lingkungan sekitarnya.
B. Dasar-dasar segmentasi
Variabel-variabel yang berbeda dipergunakan untuk membentuk segmen pasar konsumen. Variabel-variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar. Beberapa peneliti mencoba membentuk segmen dengan melihat pada karakteristik/sifat konsumen, pada umumnya mereka menggunakan segmen demografis, geografis dan psikografis.
Untuk mengadakan segmentasi pasar dapat ditempuh dengan beberapa cara yang berbeda. Metode tersebut juga dapat berbeda antara suatu produk ke produk lainnya. Salah satu cara dalam mengadakan segmentasi pasar adalah dengan membagi segmen pasar berdasarkan Sembilan kategori berikut:
1. Geografi
Segmentasi geografi akan membagi pasar kedalam beberapa bagian geografi yang berbeda-beda seperti Negara, negara bagian, wilayah, kota dan desa. Perusahaan akan beroperasi pada satu atau beberapa area geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan.
2. Demografi
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan dan agama. Setidaknya ada lima alas an mengapa pendekatan demografi inihampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen.
3. Psikografi
Cirri-ciri psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsic dari consumer individual, strategi segmentasi konsumen kadang-kadang didasarkan pada variabel psikologis yang spesifik. Konsumen dapat dibagi menurut demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup.
4. Sosiocultural
Variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) merupakan variabel sosiokultural, menyediakan dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar. Untuk segmen pasar yang sukses dibagi lagi dalam segmen sesuai dengan tahap pada:
a. Daur hidup keluarga
b. Kelas sosial
c. Budaya dan sub budaya
d. Lintas budaya atau segmentasi pemasaran global
5. Segmen hubungan menggunakan cara ekstrim
Sebuah cara ekstrim yang popular dan bentuk efektif segmentasi untuk kategori penggunaan merek, seperti:
a. Tingkat penggunaan: perbedaan segmentasi antara pengguna berat, pengguna sedang, pengguna ringan dan bukan pengguna untuk sebuah produk, jasa atau merek khusus.
b. Tingkat kesadaran: kesadaran konsumen pada produk, tingkat ketertarikan pada produk, kesiapan membeli produk atau apakah konsumen butuh informasi tentang produk menyangkut semua aspek kesadaran.
c. Loyalitas merek: kadang-kadang digunakan sebagai dasar untuk segmentasi, pemasar kadang mencoba untuk mengidentifikasikan karakteristik konsumen yang loyal merek tentu mereka bisa langsung menjadi pendukung promosi mereka ke orang dengan karakteristik yang sama dalam populasi yang lebih besar.
6. Segmen hybrid
Pemasar secara umum membentuk segmen pasar dengan kombinasi beberapa variabel segmen berdasarkan sebuah segmen tunggal. Segmen goedemografis adalah sangat berguna bagi ketika seseorang pengiklan atau pemasar menemukan prospek terbaik (kepribadian, tujuan dan ketertarikan).
7. Segmen situasi penggunaan
Pemasar mengenal bahwa kesempatan atau situasi kadang-kadang menetukan apakah konsumen akan membeli atau mengkonsumsi. Untuk alasan ini mereka kadang-kadang fokus pada situasi penggunaan sebagai sebuah variabel segmentasi.
8. Segmen benefit
Bentuk segmentasi yang kuat adalah dengan mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Eksekutif pemasaran dan periklanan secara konstan mencoba mengidentifikasikan sebuah keuntungan paling penting dari produk atau jasa yang akan menjadi sangat berarti bagi consumer. Ada lima keuntungan strategic brand yaitu:
1. Fungsional (contoh kualitas)
2. Nilai uang
3. Manfaat sosial
4. Manfaat emosi positif
5. Manfaat emosi negatif
Segmentasi benefit bisa juga digunakan untuk bermacam-macam posisi merek dalam kategori produk yang sama.
9. Segmentasi tingkah laku
Segemntasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untk membentuk segmen pasar.

Macam-macam atau jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk.
2. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud.
C. Rencana Perubahan
1. Analisis konsumen dan Kebijakan sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran didalamnya. Pengambilan keputusan konsumen yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
- Analisis kebutuhan, konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya.
- Pencarian informasi, setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
- Evaluasi alternatif: konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
- Keputusan pembelian: konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
- Sikap paska pembelian: skap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.

2. Perubahan struktur pasar konsumen
Struktur pasar konsumen – pasar persaingan sempurna, monopolistic, oligopoly dan monopoli:
a. Pasar persaingan sempurna
jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna:
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambilan harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan diatas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
b. Pasar monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakal jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun dimana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goring, pulpen, buku dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik:
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi cirri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar
c. Pasar oligopoli
pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industry yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli:
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk kepasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
d. Pasar monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika didalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti Microsoft windows, perusahaan listrik Negara (PLN), perusahaan kereta api (perumka) dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli:
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
D. Kriteria Membidik Segmen Pasar Yang Efektif
Pada dasarnya tidak semua segmentasi itu efektif, syarat yang diperlukan agar segmentasi efektif adalah:
1. Harus bisa diukur
Besar atau luasnya segmen, daya beli dan profit yang bisa diukur
2. Harus substansial
Segmen harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
3. Mudah dicapai atau ditemui (Accesable)
Segmen harus mudah dicapai dan dilayani. Harus jelas alamatnya, bisa dihubungi, diketahui kebutuhan dan keinginannya.
4. Harus bisa dibedakan (Differentiable)
Secara konseptual segmen harus bisa dibedakan dan memberikan respon yang berbeda yang nikah atau tidak nikah memberikan respon yang sama terhadap produk peralatan rumah tangga, tidak perlu dibuat segmen untuk wanita menikah dan tidak menikah.
5. Harus bisa dilakukan tindakan atau dilaksanakan (Actionable)
Program efektif bisa disusun untuk menarik dan melayani segmen.
E. Implementasi Strategi Segmentasi
Perusahaan yang menggunakan segmentasi pasar bisa mengikuti sebuah strategi segmen pasar atau sebuah strategi pemasaran terdifferensiasi, setiap segmen pasar memerlukan strategi pemasarannya sendiri. Pada waktu lainnya mungkin harga pesan iklan atau outlet eceran yang peru dibedakan.
1. Pemasaran terkonsentrasi VS Terdifferensiasi
Sebuah organisasi telah mengidentifikasikan segmen pasar yang sangat menjanjikan dan harus memutuskan apakah sasarannya satu segmen atau beberapa segmen. Segmen pasar menjanjikan yang ditargetkan mendapat sebuah bauran pemasaran yang dirancang secara khusus.
2. Countersegmentation
Kadang-kadang perusahaan menemukan bahwa mereka harus mempertimbangkan kembali segmen pasar mereka sekarang. Mereka dapat menemukan bahwa beberapa segmen telah terkonsentrasi namun mereka tidak menjamin seorang individu telah merancang program pemasaran.
BAB III PENUTUP
Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
6. Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1. Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3. Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4. Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.


NAMA : Andika Heri Noviyanto
NPM : 12209482
KELAS: 3EA12

Minggu, 09 Oktober 2011

Tugas METODE RISET

Analisis Jurnal 1
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Elastisitas Produk Perbankan Terhadap Perubahan Tingkat Suku Bunga di Indonesia, Aris Budi Setyawan, 2007.

2) Tema:
Perbankan di Indonesia.

3) Latar Belakang Masalah:
Dalam perekonomian Indonesia, variabel suku bunga memiliki peran penting. Sebagai contoh, bagi sektor riil, tingginya suku bunga akan mengurangi minat mendapatkan dana dari perbankan dan meningkatnya biaya modal, karena bunga kredit yang harus dibayar akan terus meningkat. Apabila ini terjadi tentunya akan mengganggu aktivitas produksi sektor riil yang pada gilirannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara nasional.
- Fenomena:
Tidak semua skema kredit dan dana pihak ketiga member respon perubahan yang sama terhadap perubahan suku bunga yang terjadi, sehingga dampak yang harus dihadapi setiap bank juga berbeda. Dengan kata lain, seberapa besar dan bagaimana elastisitas perubahan nilai kredit dan dana pihak ketiga terhadap perubahan harga (suku bunga) nya? Sehingga setiap bank dapat mengambil kebijakan pendanaan yang tepat, agar secara keseluruhan, bank dapat menjalankan manajemen dana yang menguntungkan, bagi bank dan bagi masyarakat.
- Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Seperti telah diketahui, menurut teori klasik tentang suku bunga, baik tabungan maupun investasi merupakan fungsi dari suku bunga (Nopirin, 1992). Oleh karena itu, perubahan suku bunga akan diikuti dengan perubahan nilai tabungan dan juga investasi, meskipun dengan kepekaan perubahan yang berbeda.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui perubahan tingkat suku bunga yang terjadi pada perbankan di Indonesia

4) Masalah:
Apakah pengaruh dari perubahan tingkat suku bunga di Indonesia?

5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui apakah perubahan tingkat suku bunga sangat berpengaruh penting bagi perbankan

6)METODE PENELITIAN
> Data Sekunder


7) Hipotesis:
Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum baik Giro, Tabungan dan Deposito tidak terlalu peka atau inelastic terhadap perubahan suku bunga (SBI)



8) Hasil dan Analisis:
Pada dasarnya pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia menyadari bahwa suku bunga yang ditetapkannya akan berdampak pada nilai produk dan aktivitas perbankan dan juga sektor riil. Oleh karena itu BI selalu menetapkan tingkat bunga yang paling kondusif bagi iklim usaha, baik bagi sektor perbankan maupun bagi sektor riil, agar kedua sektor tersebut dapat beroperasi dengan optimal dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian nasional.

9) Rekomendasi dan Implikasi:
Dengan berbagai kebijakan moneter BI pasca krisis, tingkat suku bunga di Indonesia berangsur turun dan stabil pada kisaran 8% sampai dengan 10%. Hal ini tentunya memberikan angin segar dan harapan bagi sektor perbankan dan terutama sektor riil untuk kembali bangkit dan mengembangkan aktivitas produksinya.

ANALISIS JURNAL 2
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya, Masodah, 2007.

2) Tema:
Perbankan di Indonesia.

3) Latar Belakang Masalah:
Perataan laba merupakan proses meratakan laba yang dilaporkan, disekitar tingkat laba yang dianggap normal bagi sebuah perusahaan. Praktik perataan laba bertujuan mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan, karena laba yang relatif stabil lebih disukai oleh investor.
- Fenomena:
Perataan laba dapatdipandang sebagai upaya yang secara sengaja dimaksudkan untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat yang diinginkan.
- Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Sebuah informasi yang disampaikan dalam pelaporan keuangan harus memiliki kebermanfaatan keputusan, hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan laporan keuangan. Selain itu pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan oleh Statement of Financial Concepts (SFAC) No 1, bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana praktik perataan laba disektor industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

4) Masalah:
1. Apakah praktik perataan laba dilakukan oleh industri sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi praktik perataan laba oleh industri sektor perbankan?

5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana praktik perataan laba disektor industri perbankan dan apakah benar terjadi praktik perataan laba didalamnya.

6) METODE PENELITIAN
Terdapat dua tahapan yang ditempuh yaitu tahap pengambilan sampel sampai dengan pemeriksaan ada tidaknya praktik perataan laba tersebut. Tahap kedua pengujian hipotesa, yaitu menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba.

7) Hipotesis:
Sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya secara empiris telah melakukan praktik perataan laba, hal ini terbukti melalui indeks eckel yang menunjukkan nilai berkisar antara 0 sampai dengan 1. Sedangkan variabel yang signifikan mempengaruhi praktik perataan laba untuk sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah variabel ratio debt to equity.

8) Hasil dan Analisis:
Jumlah perusahaan yang memenuhi criteria sampel adalah 27 perusahaan. Melalui pemeriksaan laporan laba dengan menggunakan indeks eckels terbukti 19 perusahaan pernah melakukan praktik perataan laba, dengan jumlah sampel sebanyak 114 sampel. Rata-rata indeks perataan laba disektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah 0.55, dengan nilai minimum 0.06 dan maksimum 0.94

9) Rekomendasi dan Implikasi:
Salah satu informasi yang disampaikan perusahaan kepada investor diantaranya adalah laporan keuangan, sehingga hal ini mengundang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadi, seperti mempertahankan jabatan. Kebutuhan yang dirasakan manajemen untuk menetralisir ketidakpastian lingkungan dan mengurangi fluktuasi yang besar dalam kinerja operasi perusahaan karena silih bergantinya kejadian baik dan buruk.

ANALISIS JURNAL 3
1) Judul, Pengarang, Tahun:
Analisa Perbankan Syariah di Indonesia, Suswadi, 2007

2) Tema:
Perbankan di Indonesia.

3) Latar Belakang Masalah:
Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor usaha produksi. Rendahnya kemampuan daya saing usaha sektor produksi telah menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.
- Fenomena:
1. Terciptanya prinsip syariah dalam operasional perbankan.
2. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien.
3. Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat luas.
-Jurnal/penelitian yang dijadikan dasar:
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang cukup popular, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan.
- Motivasi Penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja perbankan syariah di Indonesia.

4) Masalah:
1. Apakah dana pihak ketiga, modal disetor, penempatan pada bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini?
2. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi tersebut?

5) Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia.

6) METODE PENELITIAN
- Data: Data yang dibuat oleh si pengarang adalah data sekunder, karena data tersebut diperoleh dari informasi yang dipublikasikan
- Dalam penelitian ini digunakan perhitungan efisiensi bank syariah dari sisi profit dengan menggunakan metode pendekatan alternative profit efficiency
sedangkan untuk perhitungannya menggunakan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) yang mengihitung deviasi dari fungsi profit yang diestimasi terlebih dahulu dengan profit frontiernya.


7) Hipotesis:
Efisiensi perbankan dengan pendekatan profit pada dasarnya adalah laba yang dipengaruhi oleh fungsi variabel input dan variabel output, karena metode SFA merupakan fungsi log dari variabel input dan variabel output. Dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a) Dana pihak ketiga berpengaruh terhadap laba
b) Modal disetor berpengaruh terhadap laba
c) Penempatan pada BI berpengaruh terhadap laba
d) Penempatan pada bank lain berpengaruh terhadap laba
e) Pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap laba

8) Hasil dan Analisis:
Dengan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) untuk menghitung tingkat efisiensi pada perbankan syariah di Indonesia, profit dari bank syariah dimodelkan untuk terdeviasi dari profit efficient frontier-nya akibat adanya random noise dan inefisiensi. Efisiensi bank syariah didasarkan pada kemampuan pada bank syariah menghasilkan profit (laba) dri input dan output yang digunakan, sehingga istilah laba atau efisiensi disini memiliki makna yang sama.

9) Rekomendasi dan Implikasi:
Dana pihak ketiga dan modal disetor hendaknya dapat dikendalikan, karena dana pihak ketiga dan modal disetor dalam perbankan syariah selama ini memberikan dampak negatif terhadap laba yang diperoleh. Untuk mendapatkan laba yang maksimal, perbankan syariah di Indonesia seharusnya lebih meningkatkan pembiayaan yang diberikan karena pembiayaan ini berpengaruh besar terhadap laba yang diperoleh perbankan syariah selama ini.


NAMA : Andika Heri Noviyanto
NPM : 12209482
KELAS : 3EA12